Friday, November 17, 2017

Ngesex Dengan Adik Kelas

Siang itu aku mengunjungi SMAku, salah satu SMA favorit di Jakarta. Sebagai alumni di SMA tersebut, aku Albert masih sering ikut membina kegiatan ekstra kulikuler yang ada, di antaranya melatih Volley dan Bulutangkis.


Kesempatan ini juga aku pakai sebagai kesempatan untuk mengunjungi adik2 kelasku yang cantik2. Dan sebagai kakak kelas kadang kala membuat usahaku untuk mendekati mereka tidak terlalu sulit. Salah satu adik kelas yang dekat denganku adalah Sisca. Berparas biasa saja, berkulit sawo matang, pintar dan mempunyai body yang proposional.


Maklum, dia selain mengikuti kegiatan keilmuan dibidang bahasa Inggris, aktif juga di dalam kegiatan Paskibraka dan Cheersleaders. Hubunganku dengan Sisca sendiri sudah berjalan 3bulan. Dan sampai saat itu masih terbatas ciuman saja.

Hari itu adalah hari Sabtu, di mana aku menyempatkan diri untuk bermain bulutangkis. Dan Sisca, sedang mengikuti latihan cheers sore itu.

“Hai, kak Albert… mau main bulutangkis yah di atas? ” tanya Sisca saat berpapasan denganku. “Hai, Sis. Iya nih lagi mau main ke atas. Kamu lagi latihan? “tanyaku balik.
“Iya, kak. Tapi Sisca haus mau beli minum dulu di depan.” “Oke, sampai jam berapa latihannya, Sis?”
“Jam 4 juga sudah selesai, Kak”
“Baiklah. Kalau sempat nanti main-main lah ke atas.”
“Beres deh…. kebetulan aku minta di jemput pak Min agak lama kak. Biar kita bisa berduaan lebih lama….”
Seeerrr mendengar kalimat Sisca membuat pikiran ku sekilas membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
Sekitar jam 4, pintu aula atas terbuka dan muncullah Sisca dengan mengenakan kaus gombrong dan celana hotpans yang membuat cetakan lembah di antara kedua pahanya terlihat samar2.

“Lho, kak…mana yang lain? Kok kak Albert sendirian?”, tanya Sisca mellihatku sedang bermain shadow dengan tembok.
“Iya, yang lain baru aja pulang.” Sahutku sambil menghampiri Sisca dan mengecup bibirnya.
“Ahhhhh, kak….jangan begitu nanti kalo ada yang masuk bisa repot.” Desah Sisca saat kukecup bibirnya.
“Hehehehe…. nga ada yang bakalan ke sini Sis.”
“Kamu mau menemani kakak bermain? ”
“Boleh, Kak…”
Lalu setelah 15 menit kami bermain terlihat Sisca memberikan tanda untuk menghentikan permainan. “Kak, udah dulu ya…Sisca capek.” Lalu kamipun duduk2 di pinggir lapangan. Dan Sisca tiduran di atas pahaku.

“Capek, Sis?”
“Iya, kak. Tadi soalnya lumayan latihannya. Dan tadi waktu Sisca jadi base sempat terjatuh.”
“Nih, lihat memar kan lutut Sisca ’, kata Sisca sambil menunjukkan lututnya yang memang seperti lebam.
“Duh, kamu, hati-hati donk Sis”
“Tuh liat sampai lebam gitu lutut kamu.”

“Sakit? ” tanyaku sambil memegang dan mengelus-ngelus lututnya.
“Nga, kak…Geli iya…” jawabnya sambil tertawa kecil. Melihat Sisca tertawa membuatku gemas dan langsung saja kucium bibir mungilnya.

“Kak…..Kak Sisca takut ada yang datang”
“Tenang” kubangunkan Sisca sebentar dan “Klek…” suara pintu aula kukunci dan kemudian kumatikan lampu aula tersebut.
“Sini, sayang mana tadi yang lebam? Kakak lilat lagi..”

Tak lama segera kurangkul Sisca dan kukecup lembut bibirnya.
“Makanya lain kali hati-hati yah sayang….”
“Iya kak….”
Lalu kamipun kembali bercumbu kembali. Semakin lama cumbuan kami semakin panas dan membara. Dengan adrenalin yang keluar sehabis kami berolahrga membuat suasana di dalam aula menjadi panas.

Kuberanikan diri untuk mencumbu Sisca lebih jauh lagi. Ciumanku turun menyusuri leher jenjang Sisca.
“Oh…. kak….” Sisca membalas cumbuanku dengan desahan dan tangan yang semakin erat dileherku.
Melihat sambutan yang mendukung, tanganku mulai berani bergerilya. Tangan kiriku tetap menopang badan Sisca sedangkan tangan kanan mulai menuruni dadanya. Terasa sangat kenyal sekali payudara Sisca di tanganku yang merabanya dari lluar kaosnya….

“Ouuughh, kak Albert….”
Segera kukulum lagi bibir Sisca untuk menghentikan desahannya. Dan tanganku meremas pantadnya yang begitu kenyal…..
Segera kutarik Sisca ke dalam Ruang ganti. Hasratku untuk berbuat lebih jauh semakin tak tertahan. Segera kurebahkan Sisca ke atas meja yang ada di ruang ganti tersebut.
Kembali kami berciuman dengan liarnya. Tanganku tak tinggal diam. Kusingkapkan dan kulepas kaos yang dikenakan oleh Sisca. Kuremas remas dengan lembut kedua bukitnya dibalik Bra model sport yang dikenakannya.

“Oh….Kak…” Sisca pun semakin liar dengan remasan2 lembut yang kuberikan. Tangannya tak tinggal diam melepaskan kaos yang kukenakan yang semakin basah oleh keringat nafsu.
Kutanggalkan Bra yang melekat,36B sempat kulirik dari kaitan bra yang kutanggalkan, dan kududukan Sisca di meja. Ciumanku bergerilya menuruni lehernya yang jenjang dan turun menuju kedua bukit kembar yang begitu menggoda.
Kuelus lembut dan kemudian kujatuhkan ciumanku di bukit sebelah kirinya. Kekecup dan kemudian kusedot kecil… “Awww, kak….oughhh” pekik Sisca sebagai reaksi atas aksi yang kuberikan kepadanya. Melihat reaksi demikian membuatku mengekplorasi lebih lanjut. Kuremass-remas dada Sisca sebelah kanan. Dan pentil yang kecil kupilin-pilin lembut.

Siscapun semakin liar dan lenguhan2nya membuat adrenalinku semakin kencang mengalir. Membuatku gemas. Kutarik lembut pentil membuat Sisca berpekik…”Awww, kak…sakit…”
Tak kuhiraukan pekikan Sisca. Tanganku segera menarik lepas celana hotpans yang melekat. Di bagian tengan celana dalam Sisca yang bermodel mini tercetak sebuah pulau kecil. Mungkin akibat cairan yang keluar, tanda Sisca sudah terangsang sekali.

Kuelus2 bagian tengan celana dalamnya membuat Sisca semakin menjerit….”Ouchhh, kak…Ochhh…”
Kuselipkan jariku kedalam celana dalamnya, dan kumainkan jari-jariku di atas klitorisnya….”Ochh kak….terus kak….geli….”
Merasa terganggu dengan celana dalamnya, segera kulepas dan kubuang ke lantai.

Setelah celana itu terlepas, kubuka celana pendek dan celana dalamku. Segera aku berlutut. Mengamati dan mengelus-ngelus kemaluan Sisca dengan lembut. Semakin cepet elusan yang kuberikan membuat Sisca semakin melenguh dengan keras…”Ochh,kak…..Ouchhh”
Kukecup vagina itu…Hmmmm wangi khas vagina yang saat itu aneh bagiku namun memberikan sensasi lain…

Kuberanikan lidahku untuk bermain di vagina Sisca…Kusapu permukaannya atas dan bawah….
“Kak, Albert…ouchh….terus kak….”
“Kak, ah….. ”
Seiring desahan yang keluar…vagiana Sisca mengeluarkan cairan…Kujilat dan kuhisap seakan tidak ingin membiarkan cairan itu keluar begitu saja…
Akibat dari hisapanku Sisca berteriak ” Ah….Ah…Ah…Kakkkk!! Sisca mau pipis Kakkk…..Ahhhh” Melihat ini segera kumasukan jariku dan kukocok didalamnya semakin lama semakin cepat disertai dengan jilatan2 lidahku….akhirnya “Arrrgggggghhhhh Kakkkkkkkk…” Tubuh Sisca mengejang hebat….

Kubiarkan Sisca menikmati Orgasmenya. Orgasme yang mungkin pertama baginya. Saat membuka matanya Sisca berkata ” Kak, oh…..nikmat sekali..” Kukecup bibirnya dan kemudian kubisikkan ” Sisca, I Love U So Much…”
“Love U So Much To….” Kembali kami berpagutan dengan mesra. Kubimbing tangan Sisca untuk menyentuh kemaluanku yang berdiri tegak. Ku berikan contoh untuk mengocok kemaluanku yang berukuran 18cm diameter 4cm…Kocokan tangan Sisca yang mungil dan lembut membuatku berdesi “Oh….ya Sisca …Oh…Enak sayang”. Kumainkan kembali kemaluan Sisca yang masih basah….Kupilin2 clitorisnya…”Ouhhhh Kak….Gatel lagi kak….”
Segera kuposisikan diriku diantara kedua kakinya. Dengan isyarat kumohon izin darinya. Tak ada kata terucap…hanya anggukan kecil. Kuposisikan kemaluanku tepat di depan kemaluannya…kugosok-gosok kecil dan berputar memainkan klitorisnya…membuat Sisca tak tahan dan merebahkan badannya di meja sambil meremas-remas bukitnya…
Setelah kurasa pas..dan kemaluan Sisca kembali basah oleh lendir kenikmatannya..Kutekan kepala kemaluanku menyeruak membuka jalan di dalam kemaluan Sisca…..”Ah…. kak….Sakittt!!!” pekik Sisca saar kepala kemaluanku berhasil menerobos masuk. Kebelai rambutnya dan kupagut bibirnya untuk menenangkan Sisca….Setelah kurasa kemaluannya mulai beradaptasi dengan adanya benda asing d dalamnya kutekan dan kukeluarkan masukan kemaluanku pelan-pelan…sampai akhirnya “Crreeeetttzzz…..” kemaluanku seperti menyobek sesuatu dan “Blessss!!!” masuklah seluruh kemaluanku di dalam vagina Sisca. “Kakkkkkk……Awwww!!!” Jeritan Sisca dan kulihat tetes air mata di ujung matanya
Oh….vagina yang sempit dan peret…mencengkeran kemaluan begitu erat..Kuremas-remas payudara Sisca dan kucumbu bibirnya untuk menenangkannya. Setelah kulihat Sisca lebih tenang…kuayun perlahan-lahan kemaluanku……
Siscapun mulai menikmati ayunanku. Kucoba dengan ayunan 9 kecil 1 dalam. Satu….Dua….Tiga….Empat….Lima….Enam….Tu juh…Delapan…Sembilan….Seeeeepppppuluh……S aat hitungan kesepuluh kubenamkan semua kemaluanku menyeruak ke dalam vagina Sisca….”Ohhhhhh…..kakkkkk…..”.

Kuulangi lagi….Satu….dua…..Tiga…Empat..Lima…Enam. …Tujuh…Delapan…Seeeemmmmbiilllaannn….Seepp pppulluhhhhh….kuulangi….dengan tekanan pada ayunan kesembilan dan kesepuluh ” Ohhh….kakk…….Enakkkk…kakak…..Terus Kakk….!!!” Desah Sisca….
Kuulangi lagi dengan kombinasi sama…dan pada ayunan yang keempat Sisca berteriak “Kakkkkk ayo Kakkk Sisca Mau keluar lagiiii…..” Ayunan ke enam saat baru saja kubenamkan kemaluanku dihitungan keempat…..Sisca menjerit ” Ahhhhhh……ahhhhh………..Kakkkkk……”dan tubuh Sisca kejang-kejang dan digigitnya tanganku “Ahhhhh…” Kubiarkan kemaluanku masih berada di dalam kemaluannya….
Saat Sisca mulai menguasai diri, kuminta iya untuk membelakangiku dengan posisi nungging dan bertumpu di meja. Melihat posenya membuatku gemas…kukecup vaginanya dan kuberikan tepukan ringan pada bongkahan pantaddnya…..
Segera kemudian kutancapakan kembali kemaluanku ke dalam vaginanya. Posisi ini membuat kemaluanku semakin dalam masuk ke dalam vaginanya.

“OHHHH Kakkkk…..” tusukan pertama dengan posisie doggie membuat Sisca melenguh. Kuayun dan kupompa kemaluannya.
“Cleppp….Cleppp….Clepppp” Suara kemaluan kami beradu diiringi dengan suara beceknya vagina Sisca oleh cairan yang keluar dari kemaluan Sisca….
Kupompa dan semakin lama kutingkatkan Rpm kocokan pada kemaluannya membuat Sisca tak tahan

“Kakkkk Ouuchhh….Ouch…”
“Ouch….Kakkk Sisca Mau Keluar lagi…”
“OOuuuchhh….Ahhh….Iya Sayang….Kakak juga sebentar lagi keluar, kita bareng yah sayang…” Kukecup bibirnya dari belakang sambil kuremas bukit kembarnya.
Kembali kugenjot Sisca dengan cepat….
“ochhh….oh….Kak…..”
“Ayo sayng….Ohhh…..Ohh….”
“Oh….Kak….Sisca Luv U kak Albert”
“Iii…Luv…U….Tooo Sisca…”
“Crrrrooooottttsss…..Croooots….Crooootsss….. Crotsss…Croootsss” semburan spermaku didalam rahimnya mengiringi orgasmeku
“Ochhh..oH….kAKK..kAKKKKKKK” Jeri Sisca menjemput orgasmenya kembali…

Setelah kami mencapai orgasme kami bersama, kurebahkan badanku di atas Sisca. Sambil memejamkan mata menikmati orgasme bersama yang baru kami reguk. Kubiarkan kemaluanku tetap berada didalam kemaluan Sisca yang serasa menjepit dan mengurut2, Bandar Poker Terbaik.

“Plooopp…” Suara kemaluanku yang mengecil dan keluar dari sangkar emas Sisca. Kubuka Mata. Dan ku kecup kening Sisca sambil mengucapkan..”Terima Kasih ya Sayang….”
Sisca hanya tersenyum. Segera kami memakai kaus kami kembali dan di lantai lulihat ceceran sperma bercampur dengan darah perawan Sisca.

“Kak…Jangan tinggalin Sisca.”
“Sisca Takut kehilangan kakak ”

Demikian kata-kata terakhir yang kuingat membayangkan kejadian tahun lalu. Lulus SMA Sisca melanjutkan pendidikannya di Australia dan aku sibuk dengan pekerjaanku. Membuat kami memutuskan untuk mengambil jalan sendiri2, SumoQQ.


0 comments:

Post a Comment