Sunday, September 17, 2017

Birahi Mbok Wiwin Pedagang Sayur di Pasar

Anto Adalah seorang pria lajang asli solo yang berprofesi sebagai seorang yang menarik gerobak sayur disebuah pasar tradisional di bilangan Jakarta Selatan. Memiliki Postur Tubuh sedang ukuran rata-rata, tidak pendek dan juga tidak tinggi, tidak jelek dan tidak cakep juga, kulit sawo matang, agak berminyak haha, karena profesinya membuat postur tubuhnya menjadi ideal tanpa fitness, sebab profesinya lebih banyak mengandalkan otot ketimbang otak.




Jam kerja Anto mulai pukul 15.00WIB sore sampai pukul 00.00WIB malam, melayani pedagang-pedagang pasar membawa barang dagangan atau pembeli membawa pulang barang belanjaan. Dari sekian banyak langganan Anto ada seorang pedagang sayuran dan bumbu dapur bernama Wiwin yang begitu dekat dengan Anto karena kebetulan pangkalan gerobak Anto berada didepan counter atau tepatnya lapak dagangan mbok Wiwin. Hubungan bisnis mereka juga sangat dekat sampai-sampai pembayaran ongkos gerobak dibayar bulanan oleh mbok Wiwin.

Mbok Wiwin berasal dari Indramayu, kulitnya hitam berawajah manis, dengan tinggi sedang tetapi memiliki payudara yang ideal yang sering membuat mas Anto melihat dengan sudut matanya, ukuran cukup besar sekitar 34 - 35. Sudah menikah, Suaminya bernama mas Tarjo yang tinggal dikampung mengurus sawah dan ayam hasil berjualan nanti di kota. Wiwin pun menyadari kalau Anto sering melirik kepadanya, tetapi  dia tidak begitu memperdulikan bahkan cenderung lebih berani menunjukkan bagian bagian tubuhnya yang dapat menaikkan nafsu birahi Anto, malah kadang tatapan Anto dan Wiwin seringkali bertemu yang akhirnya mereka saling senyum tanpa mengerti arti kejadian tersebut.

Pada suatu pagi Anto mendapat telfon dari pamannya di kampung yang mengabarkan bahwa bude Wati membutuhkan biaya untuk berobat karena sakit. Bude Wati adalah orang yang membesarkan Anto ketika dia ditinggal oleh orangtuanya transmigrasi ke Lampung. Anto memang dekat dengan budenya yang ini karena ia ingin membalas jasa budenya. Anto bingung karena saat ini ia tidak memiliki uang. Uang dikantong hanya cukup untuk makan siang nanti.

Dalam kebingungannya Anto teringat relasinya dipasar, Wiwin, Anto akan mencoba meminjam uang kepada Wiwin, atau tidak ia mencoba meminta bayaran gerobak dimuka sehingga ia dapat segera mengirim uang nya ke budenya yang sedang sakit di kampung. Bergegas ia menuju rumah petakan Wiwin yang terletak di belakang pasar tempat ia berdagang. Kontrakan Wiwin merupakan rumah petakan kumuh terbuat dari tripleks dan dicat apaadanya, rapat jarak antar rumah dengan rumah lainnya. Petakan ini memang kebanyakan dihuni oleh sesama pedagang pasar.

Tidak berapa lama Anto tiba dipetakan Wiwin, suasana petakan sepi karen jam segini sekitar jam 9 sampai jam 11 kebanyakan penghuni pergi ke pasar induk kramat jati untuk membeli barang dagangan. Anto sedikit cemas, mungkin Wiwin juga pergi belanja ke pasar induk. tidak ada jawaban , ketika Anto mulai merasa putus asa, terdengar suara penghuni sebelah, seorang nenek tua, ibu dari seorang pedagang di pasar yang juga Anto kenal mengatakan bahwa Wiwin sedang mandi di MCK dekat moshula sekitar 25 meter dari petakan Wiwin.

"Tunggu aja di dalam dek, Mbak Wiwin sebentar lagi juga selesai" ujar nenek tetanga Wiwin.
"Baik nek, saya tunggu disini aja" jawab Anto dengan logat jawabnya yang di haluskan karena menghormati nenek.

Dengan perasaaan galau Anto menunggu Wiwin, tidak begitu lama Anto menunggu terlihat Wiwin tergopong berjalan setengah berlari sambil menutupi bagian dadanya yang nampak tercetak dua bukit kembar karena Wiwin tidak menggunakan handuk melainkan menggunakan daster tidurnya yang sangat tipis dan setengah basah terkena air ketika ia mandi di MCK tadi.

"Weh ada mas Anto, ada apa mas tumben kesini, ada perlu sama aku" Wiwin bicara sambil tetap berjalan menuju pintu petakannya
"Ya.. mbakk.. aku ada perlu nih" Wiwin menyuruh Anto masuk kepetakanya, karena ia tidak enak bicara diluar, ia berpikir tidak mungkin mas Anto pagi pagi begini kepetakanya kalau tidak ada perlu apalagi Wiwin melihat wajah Anto tampak sedih.
"Ada apa Mas, sepertinya lagi sedih nih" tanya Wiwin.
"Aku butuh uang Mbak budeku dikampung sakit, beliau minta aku mengirim uang untuk biaya berobat", mata Anto tidak lepas dari cetakan dada yang amat jelas di dada Wiwin.

Dasar, wong lagi bingung kok matanya tetap ke "susuku" pikir Wiwin.

"Sakit apa" Wiwin mencoba meyakinkan, dengan tidak berusaha lagi menutupi cetakan susunya seperti tadi saat ini berlari dari MCK menuju petakannya.

Pikirnya toh mas Anto juga melihat pada saat berdagang.

"Saya nggak tau, tapi mereka meminta saya mengirim uang untuk berobat, mba boleh saya minta bayaran gerobak untuk bulan depan mbak?" dengan setengah menunduk Anto mengungkapkan maksudnya kepada Wiwin.
"Mas Anto butuh berapa ?" tanya Wiwin.
"Ya sejumlah bayaran upah saya aja, mbak. 185 ribu" jawab Anto dengan masih tetap menunduk.

"Sebentar ya mas" Wiwin beranjang ke balik horden biliknya, entah apa yang akan dilakukan Anto bertanya-tanya
Sejenak Anto dapat menilik benda-benda yang ada di petakan Wiwin, sebuah termos, 2 buah gelas kaca yang sudah tidak bening lagi, sebuah kasur butut dan radio kecil serta sebuah charger hp masih menempel di stop kontak. Dan apa itu, sebuah BH dan celana dengan motif renda terurai benangnya milik Wiwin tergantung di jemuran di dalam petakan, mungkin malu kalau jemur di luar. Anto mengenali BH tersebut karena sering digunakan oleh Wiwin.

"Ini mas 200 ribu, aku buletin uangnya, sekali aku membantu mas yang ketimpa musibah, semoga budenya cepat sembuh" suara Wiwin mengejutkan Anto yang sedang memantau sekitaran petakan Wiwin.
"Aduh terimakasih mbak" mata Anto bersinar-sinar karena Wiwin memberikan bantuannya.
"Uang ini saya titipkan pada Yanto, tukan ketoprak tetangga kampungku yang kebetulan nanti sore akan pulang kampung".
"Ya sudah cepat sana, nanti keburu Yanto tidak ada" ucap Wiwin.
"Tanpa basa basi Anto segera kerumah Yanto, situkang ketoprak yang akan pulang kampung.
"Yan... ini aku titip buat bude Wati yang sedang sakit 190 ribu rupiah, yang 10 ribu untuk nambahin ongkos kamu, sekalian salam dan katakan aku belum bisa pulang"

Adalah menjadi kebiasaan dilingkungan Anto saling menitip uang apabila ada seorang kerabat, tetangga kampung atau teman yang akan pulang kampung. Anto juga telah beberapa kali dititipi oleh Yanto. Memang mereka tidak mengenal adanya transfer uang antar bank.

"Baik nanti aku sampaikan To.. yauda kamu gak usah bingung, semoga gak ada apa-apa ucap Yanto.

"Terimakasih To..hati-hati ya. " Anto berucap sambil permisi kepada sahabatnya yang telah berkenan menerima titipan uang darinya untuk bude yang sedang sakit dikampug.

Kembali terbayang wajah bude Wati, wajah yang teduh dan rela mengurus dan menganggapnya sebagai anak, wajah yang penuh kedamaian. Bagaimana budenya mengajarnya setiap malam, bagaimana budenya menemani saat ia makan, semua kembali terbayang. Tapi karena faktor usia, saat ini beliau sedang tergolek lemah di kampung.

Tiba-tiba ingatannya kembali ke Wiwin, ia belum mengucapkan apapun kepadanya apa lagi termakasih setelah menjadi dewa penolong bagi Anto. Anto kembali menuju petakan Wiwin, untuk mengucapkan terimakasih atas pertolongan yang telah ia berikan.

Tidak berapa lama Anto tiba kembali didepan petakan Wiwin, Anto langsung mencoba masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu. Terbelalak Anto melihat pemandangan yang nampak di dalam, saat itu Wiwin sedang mengerinkan badanya dengan daster tipis sebagai pengganti handuk. Wiwin hanya menggunakan handuk untuk menutupi kemaluannya, sedangkan dua buah bukit kembarnya tertutup BH warna putih cenderung menjadi cream yang tampaknya tidak dapat menampung isinya. Anto tidak pernah membayangkan kalau payudara Wiwin begitu indahnya, besar, putih dan masih seperti belum bersuami, mungkin karena jarang disentuh oleh suaminya

Mereka berdua terkesima, Anto terbelalak menyaksikan pemandangan tersebut sedangkan Wiwin hanya diam seribu bahasa karena tidak tau apa yang harus dilakukanya.

Tiba-tiba kedua mata mereka saling bertemu satu dengan yang lainnya, saling bertatapan dengan tetap tanpa suara, saat itu naluri sebagai manusia yang bicara, Anto mendekat sementara Wiwin masih tetap diam tanpa bahasa, sementara bibir Anto mulai mendekati bah dekat sekali ke kening Wiwin.

Wiwin merasakan hembusan birahi Anto, akhirnya dia merasakan sebuah ciuman lembut mendarat dikeningnya, ia memejamkan mata tak tau harus menikmati atau apa yang haus dilakukan sementara, karena lembutnya kecupan Anto, birahinya pun mulai terusik, apalagi setelah kecupan Anto turun ke pipi kemudian terus turun menelusur hingga pada bibirnya.

Hangat sekali kecupan Anto, kecupan yang memang telah lama tidak ia rasakan, lidah Anto lindah bermain didalam mulutnya yang mau tidak mau mengundang hasratnya untuk melayani permainan lidah dan bibir Anto.

Tangan kanan Anto mulai menelusuri bagian belakang Wiwin yang memang tidak terbungkus apa-apa hanya seutas tali BH yang masih menggantung disana, diusapnya lembut pinggul dan pantat Wiwin, kemudian tangan kirinya mulai menelusur di perut Wiwin  sehingga menimbulkan sensasi yang tidak terkira bagi Wiwin.

Ehhhhh............Wiwin bergumam menikmati usapan dan belaian serta kecupan bibir Anto ditambah lagi tangan kiri Anto semakin mendekati bukit kembar miliknya yang masih terbungkus BH, sensasi yang dirasakan semakin nikmat. Tangan kanan Anto naik dari pantat menuju pengait tali BH Wiwin dan dengan setuhan halus, BH itu sudah terlepas dan meluncur turun sampai tertahan oleh handuk penutup kemaluan Wiwin.

Tampaklah oleh Anto dua bukit kembar milik Wiwin yang kini bebas menggantung tanpa penghalang. Anto semakin bermangat dari semula mengusap, membelai kemudian kini sudah sampai pada tahap meremas, apa saja yang ia remas pantat, perut, pinggul hingga payudara Wiwin tidak luput dari remasannya. Hal ini semakin membuat Wiwin tidak berdaya, ia benar-benar dimabuk nafsu yang dibangkitkan oleh Anto seorang penarik gerobak langganannya. Ia tidak ingat lagi suaminya dikampung, ia lupa segalanya.

Sedikit demi sedikit Anto mendorong tubuh Wiwin ke arah kasur butur milik Wiwin yang hanya menurut saja oleh dorongan tubuh Anto hingga ia menurunkan tubuhnya dan duduk di kasur Anto mengikuti gerakan Wiwin menuju tempat tidur mulutnya kini bermain lindah memainkan puting susu Wiwin, Seakan tidak puas hanya mengecup dan mengisapnya tangan kirinya pun ikut membantu meremas-remas bukit kembar miliki Wiwin.

Dengan dorongan Anto kini tubuh Wiwin udah tergolek dikasur tanpa penutup dada hanya handuk yang tidak mampu lagi menutupi kemaluannya karena tersingkap oleh gesekan-gesekan tubuh mereka.

Kebiasaan Wiwin, sehabis mandi ia hanya menggunakan handuk sebagai penutup kemaluannya tanpa celana dalam sedangkan bagian dada hanya terbungkus BH (mending BH-nya bagus). Biasaan berpakaian seperti ini kerap ia lakukan sambil beraktivitas di petakannya.

Kebiasaan seperti ini memudahkan Anto untuk melakukan aksinya. Kembali dia mengecup bibir Wiwin yang memang sudah menunggu aksi Anto berikutnya. Gejolak birahi yang dirasakan segera menghempas segalanya. Statusnya sebagai istri Tarjo seorang petani dan pemelihara bebek di kampung tidak lagi di ingat. Apalagi tangan kanan Anto mulai membuka handuk lusuh satu satunya yang masih ia kenakan sebagai penutup kemaluannya.

Dengan sekali tarik, tampaklah Anto kemaluan Wiwin dihadapannya, rambut kemaluan yang tebal berwarna hitam acak-acakan tak terawat menutupi bibir vagina milik Wiwin. Pantulan cahaya matahari yang menerobot lewah celah dinding petakan Wiwin membantu memberikan penerangan bagi Anto untuk sejenak mengamati kemaluan Wiwin. Ia kagum dengan Wiwin kemaluan Wiwin yang tampak menonjol persis kue apem yang adonannya sempurna.

Wiwin agak risih Anto memandang vaginanya seperti hendak melihat seluruhnya, tak habis akan tangan Wiwing menggpai tonjolan di selangkangan Anto yang memang sejak tadi menuntuk untuk dijamah, sejenak Anto terhenyak  sejenak ketika tangan Wiwin mendarat di kemaluannya, namun hal itu tidak terlalu lama, karena kenikmatan dan sensasi yang ia tasakan amatlah menghanyutkan, apalagi Wiwin mulai mencoba memasukkan tangannya kedalam celana Anto. Anto tak sabar segera ia melerotkan celananya sekaligus CD-nya, agar kenikmatan yang ia rasakan semakin terasa. Kaos berlambang salah satu Caleg Partai tertenu yang ia gunakan juga tak luput ia lepaskan.
Tampaklah oleh Wiwin tubuh hitam, kekar karena sering menarik gerobak sayur milik Anto mengkilap karena berkeringat dan torehan cahaya matahari. Belum hilang rasa kagum Wiwin terhadap kekekaran tubuh Anto, ia merasakan sesuati menyentuh kemaluannya, tangan Anto mulai mengusap rambut kemaluan Wiwin yang tidak menyangka bahwa Anto mempunyai gaya bercinta yang romantis tidak seperti suaminya dikampung, cek-ecek-ecek sudah boro-boro ada pemanasan, terlalu terburu-buru, maklum kataya ia harus melihat aliran air disawah,aapakah bendungan yang ia buat dapat mengalir keseluruh bagian sawahnya dengan sempurna. Jangan orgasme bagi Wiwin terkadang terangsang pun belum. Lain halnya dengan Anto yang rada sabaran dalam memacu birahinya.

Tidak puas hanya membelai Anti mulai menusuk-nusukan jari manisnya kevagina Wiwin yang telah basah oleh cairan birahinya, hangat dan licin yang dirasakan oleh jari Anto. Ehh... ehh... Wiwin meracau merasakan kenikmatan sentuhan tangan Anto ke dalam vaginanya.
Anto terus beraksi hingga ia tak tega melihat Wiwin meracau tak menentu, menggelengkan kepalanya kenan dan kekiri karena nikmatnya, apa lagi Wiwin beraksi dikemaluan Anto mulai tidak menentu kadang mengusap kadang memencet.

Disamping itu birahi Anto pun telah meninggi, akhirnya entah siapa yang memulai Anto yang semangat menindih tubuh Wiwin, atau Wiwin yang tak sabar menarik tubuh Anto untuk segera memasukkan penisnya ke vagina Wiwin. Tangan Wiwin tetap di kemaluannya Anto untuk segera membimbingnya menuju lubang vaginanya, Sejenak Anto menggosok-gosokkan kemaluan miliknya ke vagina Wiwin.

Wiwin mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, Anto pun menusukkan vaginannya.. bleesss.... bleeesssssssssssssss... Wiwin menggigit bibir merasakan kenikmatan penis Anto meluncur ke vaginanya yang memang telah lama tidak dijamah oleh suaminya karena ia lama tak pulang kampung. Biasanya sebulan dua kali atau tiga kali ia pulang, tapi sudah dua bulan ini ia belum dapat pulang kampung, karena pasar sedang ramai menjelang pemilu.

Hampir seluruh kemaluan Anto nembenam di vagina Wiwin, sejenak mereka terdiam, masing-masing merasakan bersenggama. Bagi Anto ini adalah kenikmatan yang tak terhingga yang pernah ia rasakan, karena selama ini paling-paling hanya sabun mandi, tetapi telah beberapa kali menonton film biru bersama teman-teman nalurinya berjalan dengan sangat baik.

Setelah beberapa saat mulailah Anto menaik turunkan tubuhnya menindih tubuh Wiwin, bunyi kecipak karena beradunya kelamin mereka dan dengusan nafas keduanya semakin menambah sensai bagi mereka. Suasana pagi menjelang siang, dimana matahari nampak mulai meningggi semakin suhu didalam petakan Wiwin dan sekaligus menambah gejolak birahi mereka. Memang seputar petakan Wiwin pada jam jam seperti ini terasa sepi, karena sebagian besar anak anak sedang bergelut dengan kegiatan sekolah, sementara orangtua mereka yang kebanyakan para pegadang di pasat, sedang belanja barang daganganya, Bandar Poker Terbaik.

Mass...mas...mas.... ehm..ehh..ehh desahan Wiwin semakin tidak menentu. hal ini semakin memacu birahi Anto, dari pelan kemudian sedang kemudian cepat secara berulang-ulang Anto menghujamkan kelaminnya ke dalam dalam vagina Wiwin. Uhgg..ugh..mba..mba Anti mulai menimpali desahan Wiwin diiringi dengan dengus nafasnya laksana banteng keraton.

Terasa oleh Anto Wiwin mengangkat tubuhnya semakin tinggi dan gerakan kepalanya kekanan dan kekiri semakin cepat ditambah lagi dengan desahannya yang semakin tidak menentu menandakan puncak birahinya akan segera tercapai. Mas..mas..aku..aku..ahhhhhhhh akhirnya meletuslah birahi kenikmatan Wiwin. Kedua tangannya menarik kencang tubuh Anto agar menghimpit tubuhnya sambil menjerit perlahan menandakan kenikmatan tiada terkira.

Sementara Anto juga mulai merasakan hasratnya akan segera terpenuhi, dengan kecepatan maksimal ia memacu menaikturunkan tubuhnya menindih tubuh Wiwin yang nampak tak berdaya setelah mengalami orgasme. Keringat mengucur deras hari tubuh hitamnya eh..eh.ehhhh aku keluar mba... ahhh/. Tak terbayangkan nikmat yang dirasakan Anto, terasa dari ujung jari kaki sambil ke ubun-ubun ia rasakan, sejenak ia terdiam dengan tetap menindih tubuh Wiwin yang juga ikut menikmati semburan sperma Anto di rahimnya. Nafas Anto tidak menentu, seluruh tenaganya terkuras permainan tadi, SumoQQ.


1 comment:

  1. Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
    • AduQ
    • BandarQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • FaceBook : TaipanQQ. info
    • No Hp : +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    Come & Join Us!!

    ReplyDelete